Selasa, 27 Agustus 2013

ALAT KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER)


   Kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal mencakup penggunaan pajak dan pengeluaran pemerintah. Pengeluarn pemerintah (government expenditures) bisa datang dari dua pola. Yang pertama adalah pembayaran pemerintah. Yang merupakan pengeluaran atas barang dan jasa –pembelian tank, konstruksi jalanan, gaji untuk para hakim, dsb. Sebagai tambahan, ada juga yang disebut transfer payments pemerintah, yang meningkatkan pendapatan untuk kelompok tertentu seperti pengangguran (di AS, pengangguran pun mendapatkan uang kompensasi dalam periode tertentu). Pengeluaran pemerintah menunjukkan ukuran relatif dari sektor publik dan swasta, yaitu, seberapa besar GDP yang dikonsumsi secara kolektif dibandingkan secara pribadi. Dari perspektif makroekonomi, pengeluaran pemerintah juga mempengaruhi keseluruhan tingkat pengeluaran dalam perekonomian dan juga pengaruhnya bagi tingkat GDP.
                
   Bagian lain dari kebijakan fiskal adalah perpajakan, yang mempengaruhi perekonomian dengan dua cara. Yang pertama, pajak mempengaruhi pendapatan orang-orang. Dengan mengabaikan rumah tangga dengan pendapatan atau pengeluaran yang lebih sedikit atau banyak, pajak mempengaruhi jumlah pengeluaran orang-orang pada barang dan jasa begitupun dengan jumlah tabungan pribadi. Konsumsi  dan tabungan pribadi memiliki peranan penting dalam mempengaruhi investasi dan output dalam jangka panjang ataupun pendek. Sebagai tambahan, pajak mempengaruhi harga barang dan faktor produksi bahkan bisa mempengaruhi perilaku.
                
   Kebijakan moneter. Instrumen utama kedua dari kebijakan makroekonomi adalah kebijakan moneter, dimana di dalamnya pemerintah berusaha untuk mengendalikan pasokan uang nasional, kredit dan sistem perbankan. Dalam hal ini Bank Sentral mempengaruhi ekonomi dengan mengendalikan rasio bunga (interest rate) jangka pendek. Bank Sentral mengendalikannya dengan cara mengatur target interest rate jangka pendek dan dengan menjual dan membeli sekuritas pemerintah untuk mencapai target tersebut. Berdasarkan operasinya, Bank Sentral memberikan pengaruh pada berbagai variabel keuangan dan ekonomi, seperti interest rates, harga saham, harga perumahan, dan rasio nilai tukar uang asing. Variabel-variabel keuangan tersebut mempengaruhi pengeluaran pada investasi, perumahan, investasi bisnis, besarnya konsumsi, ekspor serta impor.
                
   Bank Sentral adalah institusi kunci makroekonomi untuk setiap negara. Jepang, Britania Raya, Rusia, dan negara-negara Eropa semuanya memiliki bank sentral yang kuat. Dalam “ekonomi terbuka” –yaitu, satu cara terbuka bagi barang, jasa, dan arus keuangan- rasio nilai tukar juga merupakan bagian sentral dari kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah alat yang paling sering digunakan negara untuk menstabilkan siklus bisnis, meskipun itu kurang memberikan pengaruh saat depresi besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar